Menikmati Kawasan Wisata Tapanuli Tengah

Bandara FL Tobing Tapanuli Tengah
Horas Tapteng !!! Sapaan khas ini akan terucap dan semakin
populer ketika Raja Bonaran Situmeang,SH,MH menjabat Bupati Tapanuli
Tengah dan H.
Sukran Jamilan Tanjung, SE menjabat Wakil Bupati Tapanuli Tengah
(Tapteng) Periode 2011-2016. Masyarakat Tapteng semakin akrab dengan
sapaan ini. Berbicara tentang wisata pantai, di Sumatera Utara (Sumut)
ada banyak daerah tujuan wisata pantai yang menarik, Tapteng dan Sibolga
menjadi salah satu tujuan wisata menarik bagi pencinta keindahan alam terutama bagi yang hobi dengan keindahan alam bawah laut.
Mendapat
kesempatan berkunjung kembali ke Tapteng dan Sibolga rasanya sangat
menyenangkan. Kerinduan untuk menikmati hembusan angin di tepi pantai
langsung terobati ketika penulis sudah berada di ruang tunggu Bandara
Polonia Medan. Sebenarnya, tujuan utama ke Tapteng dan Sibolga adalah
mengadakan bakti sosial penyerahan kaki dan tangan pengganti oleh YSKI
bagi penyandang cacat di Tapteng yang sudah diukur beberapa waktu lalu.
Ada
dua pilihan untuk sampai ke Tapteng dan Sibolga. Kalau melalui jalan
darat, jarak tempuh perjalanan dari Medan – Tapteng bisa mencapai 8 atau
12 jam. Sementara kalau menggunakan moda transportasi udara, jarak
tempuh akan semakin singkat (sekitar 50 sampai 55 menit). Tinggal pilih,
lewat darat atau lewat udara.
Dengan
menaiki pesawat Wings Air dan duduk disamping jendela pesawat. Tak
berapa lama setelah take off dari Polonia, ketika pandangan penulis
menoleh ke luar jendela dan ke arah bawah, terlihat keindahan alam Danau
Toba serta Pulau Samosir yang ada di tengah danau. Puas dengan
pemandangan danau, pesawat terus melaju dan pemandangan dibawah sudah
berubah. Hamparan air laut yang terlihat tenang dari ketinggian semakin
meyakinkan penulis tentang betapa hebatnya ciptaan Tuhan itu. Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin terlihat jelas dari ketinggian.
Mendarat
di Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing – Tapteng, tak banyak yang
berubah dengan bandara ini setelah empat tahun lalu penulis memiliki
kesempatan mengunjungi Tapteng dan Sibolga. Perjalanan dari bandara
menuju kota Pandan sebagai ibukota Tapanuli Tengah, terlintas di benak
saya bahwa Tapteng saat ini telah banyak berubah dengan terus berbenah
terutama dalam membenahi kawasan-kawasan wisata yang diharapkan mampu
menggairahkan perekonomian masyarakat terutama yang tinggal di sepanjang
pantai Tapteng.

Naik Motor Menuju Pulau-Pulau di Kawasan Wisata Tapteng
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah yang ke-67
(24 Agustus lalu), Pemerintah Kabupaten Tapteng menggelar acara besar
bertajuk ”Pesta Kenduri Laut” sebagai salah satu upaya melestarikan
upacara tradisional nelayan di Tapteng. Acara ini diagendakan akan
digelar setiap tahunnya.
Tapteng
yang terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang
garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan
Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil dengan luas
wilayah 6.194,98 km² memiliki daerah tujuan wisata yang sangat menarik.
Hanya saja, Pemkab Tapteng belum maksimal dalam mengelola dan membenahi
kawasan-kawasan wisata menarik di Tapteng. Infrastruktur (jalan) menuju
kawasan wisata perlu dibenahi. Permasalahan infrastruktur ini diakui
Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang menjadi salah satu kendala dalam
pengembangan sebuah kawasan wisata di Tapteng.
Dalam sebuah pertemuan dengan Bupati Tapteng di Pandan, Raja Bonaran Situmeang menegaskan bahwa Pemkab
Tapteng sampai hari ini masih terus berbenah dan melakukan
perubahan-perubahan untuk mewujudkan Tapteng sebagai negeri wisata
sejuta pesona. Untuk mewujudkan ini, sarana dan prasarana serta
infrastruktur pendukung terus dibenahi terutama jalan dan jembatan.
“Kami
saat ini tengah konsentrasi mengangkat sektor pariwisata unggulan di
Tapteng dengan berbagai program dan acara. Promosi wisata sampai ke
manca negara juga sudah dilakukan. Selain itu, Pemkab Tapteng juga
serius untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif utama
pertumbuhan dan pengembangan ekonomi daerah,” tandasnya.
Tapteng
yang berada di wilayah barat Provinsi Sumut dan berhadapan langsung
dengan Samudera Indonesia memiliki sejumlah objek wisata bahari dan
objek wisata sejarah.
Objek wisata itu antara
lain air terjun di Pulau Mursala, Pantai Kalangan, Pantai Kahona, Pantai
Binasi, Pulau Unggas, Pulau Putih atau Pulau Putri, serta makam-makam
bersejarah di Kecamatan Barus.
Khusus dalam rangka
meningkatkan jumlah wisatawan ke daerah itu, Pemkab Tapteng bekerja sama
dengan sektor swasta akan terus melakukan berbagai promosi, di
antaranya menggelar pesta budaya, hiburan dan festival bernuansa wisata
serta pameran-pameran produk wisata Tapteng.
Pulau Mursala sebagai salah satu kawasan wisata andalan Tapteng, letaknya hanya
memakan waktu perjalanan selama 2 jam dengan perahu, bisa mengantar
Anda dari dermaga yang ada di pesisir Kabupaten Pandan, Sibolga. Harga
tidak akan jadi masalah karena perahu ini memasang tarif carter mulai
dari Rp1,5 juta sampai Rp. 2 juta. Beberapa ratus meter menuju pesisir
pantai Mursala, Anda sudah disuguhi pemandangan bawah laut yang cukup
mempesona.
Salah
seorang pengunjung Pantai Pandan, Delfini yang juga berdekatan dengan
Hotel Bumi Asih tempat kami menginap mengatakan kalau potensi
pariwisata di daerah ini dibenahi akan bisa meningkatkan arus kunjungan
wisatawan dan secara bertahap akan memberikan keuntungan secara ekonomi
bagi daerah dan masyarakat di sekitar kawasan wisata.
“Hanya saja, Pemkab Tapteng harus menata
kawasan wisata sedemikian rupa agar tidak mengganggu keindahan pantai
dan bisa menyelamatkan lingkungan pantai,” paparnya.
Kawasan
wisata pantai di Tapteng sering dikunjungi wisatawan lokal terutama
pada hari Minggu dan hari libur sekolah. Pengawasan pantai ini masih
belum maksimal, sampah masih berserakan dimana-mana. Selain dibutuhkan
kesadaran para pengunjung, masalah sampah pantai juga bisa diatasi
dengan keseriusan Pemkab dalam mengatasinya.